Terapi Gizi Buruk Dengan Ikan

Siapa yang tidak pernah mengkonsumsi ikan? Mulai dari masyarakat kecil sampai masyarakat kelas atas menggemarinya. Tapi banyak orang yang tidak menyangka kalau ikan mempunyai nilai gizi yang cukup, termasuk kandungan proteinnya yang tinggi.

Secara umum ikan sangat bermanfaat sekali terutama untuk terapi penderita gizi buruk. Sebuah penelitian di Inggris menyatakan, perempuan yang mengonsumsi ikan secara rutin selama kehamilan akan mempunyai anak dengan kemampuan bahasa dan komunikasi yang lebih baik sebelum usia 18 bulan. Dari penelitian itu juga terlihat bahwa kemampuan sosial serta perkembangan kemampuan bahasa anak yang diberi menu ikan paling sedikit satu minggu sekali sebelum usia satu tahun lebih dari rata-rata. Hasilnya lebih baik lagi apabila selama hamil dan memberikan ASI, ibunya mengonsumsi ikan secara rutin. Efek positif lainnya dari mengonsumsi ikan yaitu kelahiran bayi dengan berat normal. Ini menghindarkan dari kemungkinan gizi buruk pada anak.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan ternyata juga berperan dalam mencegah munculnya beberapa jenis kanker. Penelitian tersebut melibatkan sekitar 10.149 sampel penderita kanker dan sekitar 7.990 orang sebagai kelompok kontrol yang diambil dari berbagai rumah sakit di Italia.

Ada beberapa hasil yang menarik dari penelitian tersebut. Pertama, konsumsi ikan menunjukkan efek perlindungan terhadap beberapa jenis kanker saluran pencernaan seperti kanker rongga mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus besar, bagian rektum, indung telur, dan kanker pankreas. Kedua, terdapat hubungan yang terbalik secara signifikan antara banyaknya porsi ikan yang dikonsumsi per minggu, dengan kecenderungan munculnya kanker larynx, endometrial, kanker multiple myeloma. Ketiga, ada kecenderungan yang tidak signifikan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker empedu, prostat, ginja, dan kanker limfoma (Hodgkin dan Nonhodgkin). Keempat, tidak ada pola atau hubungan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker payudara, hati, kantung kemih, dan kanker kelenjar gondok.

Related Posts by Categories